Menstruasi dan Istilah-istilah dalam Menstruasi
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah
peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap bulan secara periodik1,2.
Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi menstruasi 4,7
hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah dengan
rata-rata 35 cc4,5. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari4.
Haid pertama kali disebut
menarche1,3,4. Menarche diawali dengan gejala pubertas lainnya
seperti pertumbuhan payudara (telarche), tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan
tumbuh rambut ketiak3. Menarche diikuti oleh siklus yang panjang
sekitar 5-7 tahun, lalu regularitas siklus haid meningkat sehingga siklus haid
memendek untuk mencapai masa siklus yang tetap4. Perubahan irreguler
menjadi reguler ini berhubungan dengan terjadinya pematangan poros Hipotalamus
– Hipofise – Ovarium4. Kemudian, saat wanita mulai memasuki masa
menopause, irreguleritas siklus terjadi kembali karena mulai didominasi
siklus-siklus yang anovulatoir4.
Menstruasi terbagi dalam empat
stadium yaitu,
- Stadium Menstruasi atau
Deskuamasi
Pada
stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan perdarahan.
Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum basale. Darah ini tidak
membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan-potongan mukosa3,5. Bila darah banyak keluar, fermen tidak
mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam darah haid3. Pada saat
ini ovarium mulai membentuk estrogen2.
- Stadium Post Menstruum atau
Regenerasi
Pada
stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan ditutup oleh
selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar
endometrium. Pada saat ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai
saat stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari3.
- Stadium intermenstruum atau
stadium proliferasi
Pada
stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi tebal ±3,5 mm.
Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-kelok. Stadium
proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid pertama3.
Pada saat ini terjadi peningkatan FSH yang memicu terjadinya pematangan folikel
di ovarium menjadi folikel de graaf. Folikel ini menghasilkan estrogen dimana
estrogen menghambat kerja FSH sehingga pembentukan folikel lainnya dapat
dihambat sehingga didapatkan satu folikel de graaf saja yang matang. Estrogen
memulai pembentukan lapisan baru pada uterus3,5.
Ketika
folikel telah matang, folikel mensekresikan cukup estradiol untuk memacu
terjadinya pelepasan LH secara akut3,5. Pelepasan LH ini terjadi
pada hari ke-12 dan bertahan selama 48 jam. LH mematangkan ovum, menipiskan
dinding folikel sehingga memungkinkan untuk terjadinya letupan pada folikel
agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah ovulasi terjadi masih belum
diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium secara acak. Pada beberapa wanita,
ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang disebut mittelschmerz akibat ada
cairan yang terbebas dari folikel yang meletup yang jatuh ke rongga abdomen dan
merangsang terjadinya rangsang peritoneum. Perubahan hormonal tiba-tiba saat
ovulasi dapat menyebabkan perdarahan ringan pada tengah siklus. Pada beberapa
penelitian didapatkan peningkatan kemampuan penciuman perempuan saat ovulasi5.
- Stadium praementruum atau
stadium sekresi3.
Pada
stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk kelenjar menjadi
berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah terjadi penimbunan
glikogen dan kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung pada
hari ke 14-28 dari haid hari pertama3. Setelah terjadi ovulasi,
folikel yang sudah kehilangan ovum berubah menjadi korpus luteum di bawah
pengaruh kelenjar hipofise. Korpus luteum menghasilkan progesteron dan tambahan
estrogen untuk sekitar 2 minggu, setelah itu korpus luteum mati.
Progesteron
bertugas untuk menghasilkan lapisan yang cocok untuk implantasi embrio.
Progesteron meningkatkan suhu basal sekitar 0,5- 10F. Bila fertilisasi terjadi,
embrio akan mengalir ke dalam kavum uteri dan berimplantasi 6-12 hari setelah
ovulasi. Segera setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada sistem
maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna untuk mempertahankan
korpus luteum agar dapat terus menghasilkan progesteron3. Bila tidak
terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga terjadilah menstruasi3,5.
Prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan menyebabkan otot uterus
kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari uterus dari
dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya nyeri saat haid2.
Istilah-istilah dalam Menstruasi
A. Istilah Kelainan pada Siklus
- Amenorrhea
Amenorrhea
adalah suatu kondisi tidak terjadinya haid (menstruasi) pada masa pubertas
maupun dewasa. Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi:
· Amenorrhea primer
Yaitu belum pernah haid
hingga usia 16 tahun. berarti seorang perempuan belum mengalami haid2
setelah usia 16 tahun7 tetapi telah terdapat tanda-tanda seks
sekunder atau tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks
sekunder. Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan underweight atau pada
aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk memacu pelepasan
hormon7.
· Amenorrhea sekunder
Yaitu siklus haid
berhenti selama 3-6 bulan atau berhenti sama sekali. Amenorrhea sekunder berarti
telah terjadi haid, tetapi haid terhenti untuk masa tiga siklus atau lebih dari
enam bulan.
Amenorrhea
bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala. Amenorrhe dapat terjadi pada
menopouse, sebelum pubertas, dalam kehamilan dan dalam masa laktasi. Bila tidak
menyusukan, haid datang ± 3 bulan post partum namun bila menyusukan, haid
datang pada bulan ke-66.
Penyebab
a.
Kelainan
Saluran Uterus
1)
Sindrom
Asherman
Pada
sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini terjadi akibat kuretase
postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan perlengketan. Endometrium
mungkin memiliki tekanan yang begitu besar. Pasien dengan asherman sindrom
dapat mengalamai keluhan lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea.
Pada
masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan kuretase untuk
menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan histeroskopi dengan melisiskan
adhesi dengan memotong dan membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding
kuretase yang tidak terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah
terjadinya kembali perlengketan dengan memasang IUD. Dapat juga menggunakan
folley kateter pediatrik dengan memasukan 3 cc dan baru dilepas setelah 7 hari9.
2)
Mullerian
anomali
Pada
keadaan ini, vagina, servik dan uterus mungkin tidak ada. Atau pada keadaan
lain, uterus mungkin ada namun tidak terdapat rongga, atau terdapatnya rongga
namun endometrium sangat sedikit9.
Penanganan
pada pasien ini dilakukannya operasi dengan menggunakan teknik vecchietti atau
teknik Frank untuk membentuk saluran vagina buatan. Penundaan operasi dapat
menyebabkan terjadinya inflamasi9.
3)
Insensitivitas
Androgen (testicular feminization)
Insenitivitas
androgen komplit didiagnosa bila didapatkan kanalis vagina namun tidak
didapatkan uterus. Pasien ini berupa pria pseudohermaprodit dimana ketentuan
pria ditentukan dari adanya kromosom XY dan pasien memilliki testes.
Pseudohermaprodit berarti genitalia berlawanan dengan gonad. Sehingga pada
pasien ini secara fenotip tampak seperti wanita tapi tidak ditemukannya rambut
pubis dan rambut ketiak. Pada pasien ini terdapat testosteron darah yang normal
atau sedikit meningkat dan kenaikan LH
Pada
insensitivitas androgen inkomplit (1:10 dibandingkan yang komplit), individu
mendapat sedikit pengaruh androgen. Individu ini mungkin memiliki pembesaran
klitoris, dan phallus mungkin ada. Rambut pubis dan ketiak ada dan terdapat
pertumbuhan payudara9.
b.
Kelainan
Ovarium
Kelainan
ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekunder. 30-40% amenorrhea
primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (Gonadal disgenesis). Pasien ini
dapat terdiri dari pasien dengan kariotip 45X (50%), mosaik (25%), 46XX (25%).
Wanita dengan gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder berhubungan
dengan kariotip 46xx, mosaik, 47 xxx, dan 45x9.
1)
Sindrom
Turner
Pada
sindrom ini terjadi kehilangan satu X. Kromososm X aktif dalam oosit untuk
menghindari percepatan kematian folikel. Karena pada pasien ini terjadi
kekurangan folikel, terjadi kekurangan hormon sex gonadal saat pubertas
sehingga terjadi amenorrhea primer9.
2)
Kegagalan
ovarium premature
Sekitar
1% wanita akan mengalami hal ini sebelum usia 40 tahun. Hal ini juga terjadi
pada wanita dengan amenorrhea. Kegagalan ovarium yang prematur dapat disebabkan
kelainan genetik dengan peningkatan kematian folikel. Dapat juga merupakan
proses autoimun dimana folikel dihancurkan9.
3)
Efek
radiasi dan kemoterapi
Efek
radiasi tergantung dari umur dan dosis radiasi. Fungsi barium dapat kembali setelah
bertahun-tahun kemudian. Di lain pihak kerusakan tidak akan muncul hingga
terjadinya kegagalan ovarium prematur. Ketika radiasi diberikan di luar pelvis,
radiasi tidak memberikan resiko terjadinya kegagalan ovarium prematur. Gonad
tidak dalam keadaan bahaya ketika di dapur menggunakan oven microwave yang
berdaya penetrasi rendah9.
c.
Gangguan
pada hipofise anterior
Gangguan
dapat berupa adanya tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormon
yang membuat haid menjadi terganggu9. Tumor mikroadenoma dapat
diterapi dengan menggunakan agonis dopamin dimana dopamin dapat menghambat
pelepasan prolaktin lebih lanjut sehingga pembesaran tumor hipofise dan
prolaktinemia dapat dicegah. Operasi dapat dilakukan terutama bila tumor masih
kecil. Namun angka rekurensi setelah operasi sangat besar lagipula struktur
tumor sulit dibedakan dengan jaringan hipofise sehat sehingga operasi sering
kali meninggalkan sisa. Pada makroadenoma dapat diberikan agonis dopamin
terlebih dahulu untuk memperkecil ukuran tumor. Setelah operasi dapat
dilanjutkan dengan pemberian radiasi namun radiasi ini dapat memicu terjadinya
tumor di tempat lain pada otak9.
d.
Gangguan
mental
Gangguan
pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmiter seperti serotonin yang dapat
menghambat lepasnya gonadotropin. Gangguan pada kompartemen ini dapat terjadi
pada penderita anoreksia nervosa maupun atlet atau penari balet yang mengalami
latihan dengan ketegangan9.
Amenorrhea
dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain seperti penyakit kronis
(TBC), penyakit metabolik seperti penyakit tiroid, pankreas dan glandula
suprarenalis, kelainan gizi (obesitas dan underweight), kelainan hepar dan
ginjal6.
Diagnosa
Yang
harus dilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena pada keadaan hipotroid
terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang pelepasan TRH. TRH merangsang
hipofise anterior untuk menghasilkan prolaktin dimana prolaktin akan menghambat
pelepasan GnRH. Namun pada satu waktu, saat hipofise anterior terangsang secara
kronik, hipofise anterior dapat membesar sehingga meningkatkan sekresi GnRH dan
menyebabkan terjadinya pematangan folikel yang terburu-buru sehingga terjadi
kegagalan ovarium prematur. Sehingga harus diwaspadai bila terjadi suatu
tanda-tanda hipotiroid, amenorrhea dan galaktorrhea9.
Keadaan
amenorrhea yang disertai keadaan galaktorrhea dapat juga terjadi pada sindrom
chiari-Frommel yang terjadi setelah kehamilan dan merupakan amenorrhea laktasi
yang berkepanjangan. Diduga keadaan ini disebabkan oleh inhibisi dari faktor
imhibisi prolaktin dari hipofise. Pada sindrom Forbes-Albright terdapat adenoma
chromopob dimana banyak dihasilkan prolaktin. Pada sindrom Ahoemada
del-Costello tidak terdapat hubungan antara kehamilan dengan tumor hipofise.
Sindrom ini diduga akibat obat-obatan seperti kontrasepsi dan fenotiazin6.
Pasien
juga seharusnya dilakukan progesteron challenge. Bila dengan pemberian
progesteron lalu dilakukan withdrawl terjadi haid, maka dipastikan amenorrhea
disebabkan anovulasi. Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian
progesteron9.
Perlu
juga diberikan preparat estrogen bila dengan pemberian progesteron tidak
menghasilkan haid untuk mencari apakah penyebab terjadinya amenorrhea akibat
kurangnya estrogen9.
Bila
dengan langkah-langkah di atas tidak didapatkan hasil yang memuaskan, lakukan
pemeriksaan FSH dan LH untuk mencari apakah penyebab amenorrhea adalah gangguan
hipofise anterior9.
Komplikasi
Komplikasi
yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas. Komplikasi lainnya
adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga mengalami gangguan mental dan
terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya
gejala-gejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis9.
Pencegahan
Cara terbaik untuk
menjaga siklus haid adalah dengan melakukan gaya hidup sehat.
·
Lakukan
diet dan olahraga hingga mencapai berat badan ideal
·
Imbangi
kerja keras dengan istirahat dan rekreasi
·
Hindari
stres dan konflik di dalam hidup
·
Waspada
dengan perubahan siklus haid: catat tanggal mulai haid, tanggal selesai haid,
dan bila ada gejala yang menganggu.14
Pengobatan
Pengobatan
yang dilakukan ditentukan oleh faktor apa yang menyebabkan terjadinya
amenorrhea tersebut. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan
gejala, ketidakseimbangan hormon dan mencegah komplikasi yang terkait dengan
amenorrhea.14
- Oligomenorrhea
Oligomenorrhea
disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang6,10.
Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya
berkurang1,9,11.
Menurut
American Society for Reproductive Medicine, standar siklus menstruasi yang
normal adalah 22-40 hari, dimana menstruasi pertama dihitung sejak pertama kali
darah keluar dari vagina. Namun perbedaan -/+ 5 hari dari siklus haid, masih
dianggap normal. Tapi jika perempuan sudah tidak mendapatkan haid teratur tiap
bulan, maka patut diwaspadai penyakit Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK), dan
sebaiknya dilakukan penanganan.15
Penyebab
Oligomenorrhea
biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan
endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau
sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih11.
Oligomenorrhea
sering terdapat pada wanita astenis6. Dapat juga terjadi pada wanita dengan
sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang
lebih tinggi dari kadara pada wanita normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi
pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan
estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas1.
Oligomenorrhea
yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan
stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba
memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit6.
Gejala
Gejala
oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari
dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan
oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab,
wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular.
Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus1.
Pengobatan
Pengobatan
oligomenorrhea tergantung dengan penyebab1. Pada oligomenorrhea dengan
anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak
memerlukan terapi6. Perbaikan status gizi pada penderita dengan
gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea
sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal.
Pasien dengan sindrom ovarium polikistik juga sering diterapi dengan hormonal.
Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Pengobatan
alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal1.
Komplikasi
Komplikasi
yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada
penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut.
Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda
dari keganasan1.
- Polimenorrhea
Polimenorrhea
adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari5 dan menurut literatur
lain siklus lebih pendek dari 25 hari6,12.
Penyebab
Bila
siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai
adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari
kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan
infertilitas6.
Siklus
yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium
sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi
ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti TBC6.
Terapi
Keadaan
ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi
dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang
dengan kombinasi estrogen-progesteron6.
- Metrorrhagia
Metrorrhagia
adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid6 namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak11,12.
Metrorrhagia
dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun kehamilan ektopik6 dan
dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan seperti ovulasi, polip
endometrium dan karsinoma serviks. Akhir-akhir ini, estrogen eksogen menjadi
penyebab tersering metrorrhagia11. Terapi yang diberikan tergantung
etiologi.
B. Istilah Kelainan Jumlah Darah Haid
1. Menorrhagia
Menorrhagia
adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya disertai dengan
pada siklus yang teratur6,11.
Menorrhagia
biasanya berhubungan dengan nocturrhagia yaitu suatu keadaan dimana menstruasi
mempengaruhi pola tidur wanita dimana waita harus mengganti pembalut pada
tengah malam. Menorrhagia juga berhubungan dengan kram selama haid yang tidak
bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan,
pusing, muntah dan mual berulang selama haid12.
Penyebab
a.
Gangguan
Pembekuan
Walaupun
keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von willebrands
berhubungan dengan peningkatan menorrhagia, namun efek kelainan pembekuan
terhadap individu bervariasi. Pada wanita dengan tromboitopenia kehilangan
darah berhubungan dengan jumlah trombosit selama haid. Splenektomi terbukti
menurunkan kehilangan darah13.
b.
Disfunctional
Uterine Bleeding (DUB)
Pada
dasarnya peluruhan saat haid bersifat self limited karena haid berlangsung
secara simultan di seluruh endometrium serta jaringan endometrium yang
terbentuk oleh estrogen dan progesterone normal bersifat stabil. Pada DUB,
keadaan ini sering terganggu4.
DUB
dapat terjadi disertai ovulasi maupun anovulasi. Pada keadaan terjadinya
ovulasi, perdarahan bersifat lebih banyak dan siklik hampir sesuai dengan
siklus haid. Pada keadaan anovulasi, perdarahan bersifat namun dengan siklus
yang tidak teratur sehingga sering disebut menometrorrhagia. DUB dapat
disebabkan estrogen withdrawl bleeding, progesteron withdrawl bleeding,
estrogen breakthrough bleeding, progesterone breakthrough bleeding4.
Estrogen
withdrawl bleeding terjadi pada keadaan setelah ooparektomi bilateral, radiasi
folikel yang matur atau penghentian tiba-tiba obat-obatan yang mengandung
estrogen4.
Estrogen
breakthrough bleeding menyebabkan lapisan endometrium menjadi semakin menebal
namun akhirnya runtuh karena kurang sempurnanya struktur endometrium karena
tidak sebandingnya jumlah progesterone yang ada disbanding jumlah estrogen.
Perdarahan biasanya bersifat spotting. Estrogen breakthrough bleeding yang
berkelanjutan mengacu pada keadaan amenorrhea namun secara tiba-tiba dapat
mengakibatkan perdarahan yang banyak4.
Progesteron
withdrawl bleeding terjadi bila korpus luteum dihilangkan. Progesteron
withdrawl bleeding hanya akan terjadi bila diawali proliferasi endometrium yang
diatur oleh estrogen. Namun bila kadar estrogen meningkat 10-20 kali lipat,
progesteron withdrawl bleeding tidak akan terjadi4.
Progesterone
breakthrough bleeding terjadi bila kadar progesterone melebihi keseimbangan
dengan estrogen. Dinding endometrium yang menebal akan meluruh sedikit demi
sedikit akibat struktur yang tidak kuat. Hal ini terjadi saat menggunakan pil
kontrasepsi dalam jangka waktu lama4.
Pada
keadaan progesteron withdrawl bleeding dan estrogen breakthrough bleeding
diberikan terapi progesteron sehingga tercapai keseimbangan jumlah
progesterone-estrogen. Progesterone bersifat antiestrogen dimana menstimulasi
perubahan estradiol menjadi estron sulfat yaitu bentuk tidak aktif estrogen.
Progesterone juga menghambat pembentukan reseptor estrogen. Estrogen juga
mencegah transkripsi onkogen yang dimediasi oleh estrogen4.
Pada
oligomenorrhea (estrogen breakthrough bleeding) preparat progesterone yang
digunakan adalah medroxypogesteronaseta, 5-10 mg/hari selama 10 hari. Pada
menorrhagia (estrogen breakthrough bleeding yang berlangsung lama dan
progesteron withdrawl bleeding) progestin digunakan selama 10 hari hingga 2
minggu untuk menstabilkan dinding endometrium lalu dihentikan secara tiba-tiba
dengan maksud mengikis semua dinding endometrium dan bersifat kuretase alami4.
Terapi
estrogen diberikan pada Estrogen withdrawl bleeding dan progesterone
breakthrough bleeding untuk memperkuat stroma tempat kelenjar yang hiperplasia
karena dirangsang progesterone. Pada keadaan ini diberikan 25 mg estrogen
terkonjugasi secara intra vena tiap 4 jam hingga perdarahan berhenti atau
selama 24 jam untuk menghindari terbentuknya trombus pada kapiler uterus. Semua
terapi estrogen harus diikuti terapi progesteron dan withdrawl bleeding4.
Dapat
juga diberikan anti prostaglandin untuk vasokontriksi darah sehingga perdarahan
dapat berhenti4.
Desmopresin
asetat (analog sintetik dari arginin vasopresin) digunakan untuk mengobati DUB
pada pasien gangguan pembekuan terutama pada penyakit von willebrand’s dan
dapat diberikan intranasal maupun intravena. Pengobatan dapat meningkatkan
kadar faktor VIII dan faktor von willebrands yang berlangsung sekitar 8 jam4.
c.
Gangguan
pada organ dalam pelvis
Menorrrhagia
biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus, adenommiosis, infeksi pelvis,
polips endometrial, dan adanya benda asing seperti IUD. Wanita dengan
perdarahan haid melebihi 200 cc 50% mengalami fibroid. 40% pasien dengan
adenomiosis mengalami perdarahan haid melebihi 80cc13. Menorrhagia
pada retrofleksi disebabkan karena bendungan pada vena uterus sedangkan pada
mioma uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang kurang kuat,
permukaan endometrium yang luas dan bendungan vena uterus6.
d.
Gangguan
medis lain
Gangguan
medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea diantaranya hipotiroid dan
sindrom cushing, patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan pasti11,13.
Dapat juga terjadi pada hipertensi, dekompsatio cordis dan infeksi dimana dapat
menurunkan kualitas pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang
asthenia dan yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas
miometrium yang jelek6.
Terapi
Terapi
menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki anak,
ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum
pengobatannya sangat luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon,
operasi invasif minimal seperti pengangkatan dinding endometrium
(endomiometrial resection atau EMR), polip (polipektomi), atau fibroid
(miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter)12.
Dapat
juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan cina, ladies
mantle, vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat uterus.
Vitex juga dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan sindrom pre-mentrual.
Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang
melalui perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita
dengan lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar vitamin A dan
K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids
dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler7.
2. Hipomenorrhea (Kriptomenorrhea)
Hipomenorrhea
adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc)1,11,
kadang-kadang hanya berupa spotting11. Dapat disebabkan oleh
stenosis pada himen, servik atau uterus. Pasien dengan obat kontrasepsi kadang
memberikan keluhan ini11. Hal ini juga dapat terjadi pada hipoplasia
uteri dimana jaringan endometrium sedikit6.
3. Dismenorrhea
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid6,7,12,13. Dismenorrhea terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum2,7,13. (Baca juga ----à Waspadai Nyeri Saat Haid!)
Klasifikasi
a. Dismenorrhea Primer (Idiopatik)
Dismenorrhea
primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan
kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya2,6. Dismenorrhea
primer terjadi pada 90% wanita dan biasanya terasa setelah mereka menarche dan
berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar
10% penderita dismenorrhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari.
Gejala nya mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah
haid dimulai7. Biasanya nyeri berakhir setelah diberi kompres panas
atau oleh pemberian analgesik10.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus, endotelin, prostaglandin,
vasopressin dan kerusakan saraf perifer.
Hiperaktivitas
uterus berhubungan dengan aliran darah uterus. Hiperaktivitas uterus terjadi
pada endometriosis dan adenomiosis. Uterus yang berkontraksi menyebabkan
“angina” sehingga terjadilah nyeri13.
Endotelin
adalah uterotonin poten pada uterus yang tidak hamil. Endotelin berperan
menginduksi kontraksi otot polos pada perbatasan dengan kelenjar endometrium.
Tempat yang paling banyak mengandung ikatan endotelin adala epitel kelenjar
pada tempat tersebut. Endotelin tersebut dapat menginduksi pelepasan PGF2α dan
menginduksi kelenjar lainnya untuk menghasilkan endorpin lainnya (parakrin).
Iskemi yang terjadi akibat kontraksi selanjutnya merangsang pelepasan endorpin
dan PGF2α sehingga akan menyebabkan disperistaltis lebih lanjut13.
Endometrium
wanita dengan dismenorrhea menghasilkan PGF2α lebih banyak daripada wanita
normal. PGF2α adalah oksitoksi dan vasokonstriktor yang poten yang bila
diberikan pada uterus akan menghasilkan nyeri dan mengakibatkan pengeluaran
darah haid. Alasan mengapa PGF2α lebih tinggi pada wanita tertentu belum
diketahui dengan pasti13. Pada beberapa wanita, prostaglandin dapat
mengakibatkan otot polos dalam sistem gastrointestinal berkontraksi sehingga
menyebabkan mual, muntah dan diare7.
Vasopresin
merupakan vasokonstriktor yang menstimulasi miometrium berkontraksi. Pada hari
pertama menstruasi, kadar vasopresin meningkat pada wanita dengan dismenorrhea13.
Kerusakan
saraf perifer pada miometrium dan serviks oleh persalinan. Hal ini menjelaskan
mengapa pada wanita yang telah melahirkan dismenorrhea dapat berkurang13.
b. Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea
sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche6. Biasanya
disebabkan hal lain6,7. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap
haid namun berlangsung lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus. Nyeri
mungkin nyeri pada salah satu sisi abdomen7.
Dismenorrhea
sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana jaringan uterus tumbuh di
luar uterus dan ini dapat terjadi pada wanita tua maupun muda. Implan ini masih
bereaksi terhadap estrogen dan progesteron sehingga dapat meluruh sat haid.
Hasil peluruhan bila jatuh ke dalam rongga abdomen dan merangsang peritoneum
akan menghasilkan nyeri. Endometriosis ditemukan pada 10-15% wanita usia 25-33
tahun2. Dismenorrhea sekunder dapat juga disebabkan fibroid,
penyakit radang panggul; IUD; tumor pada tuba fallopi, usus atau vesika
urinaria; polip uteri; inflmatory bowel desease; skar atau perlengketan akibat
operasi sebelumnya dan adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana endometrium
tumbuh menembus miometrium6,7.
Terapi
Dismenorrhea
primer biasanya diobati oleh NSAID seperti ibuprofen dan naproxen yang dapat
mengurangi nyeri pada 64% penderita dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi
menghilangkan nyeri dan gejala lainnya pada 90% penderita dengan menekan
ovulasi dan jumlah perdarahan. Terapi ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk
menghilangkan gejala. Kompres panas juga dapat mengurangi nyeri7.
Daftar Pustaka
- Menstrual Disorder. www. en.wikipedia.org. diakses tanggal 13
Desember 2013
- Kim’s Story. www.humanillnesses.com. Diakses tanggal 13 Desember
2013
- Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK-UNPAD. Fisiologi Alat-alat
reproduksi Wanita dalam Obstetri Fisiologi. Bandung. Penerbitan
Eleman. 1983: 73-78
- Disfunctional Uterine Bleeding in Novack Gynecology. Philladelphia. Lippincot
&William.inc. 2002: 575-591
- Menstrual Disorder http://en.wikipwdia.org diakses tanggal 13
Desember 2013
- Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK-UNPAD. Kelainan haid dalam
Ginekologi. Bandung. Elstar Offset. 1981 : 31-39
- Menstrual Disorder. http://www.healthatoz.com. Diakses tanggal 13
Desember 2013
- Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK-UNPAD. Amenore dalam Pedoman
Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP dr. Hasan Sadikin,
bagian II Ginekologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD.
Bandung. 1997 : 36-40
- Sperof, Glass, Kace. Amenorrhea in Clinical Gynecologic
Endokrinology & Infertility. 6th edition. Washington. 1999: 421-475
- Diagnostic Procedure in menstrual disorder. http://www.familypractice.com.
Diakses tanggal 13 Desember 2013
- Silberstein, Taaly. Complication of Menstruation; Abnormal
Bleeding in Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis Treatment. 9th
edition. India. McGraw-Hill Companies, Inc. 2003 ; 623-630
- Menstrual Disorder. http://www.cmdrc.com. Diakses tanggal 13
Desember 2013
- Lumsden, Ann Marie; McGavigan,
Jay. Menstruation and Menstrual
Disorder in Gynecology. 3rd edition. China. Elsevier Science Limited.
2003 : 459-467
- Anonim.______. Amenorrhea. http://prodia.co.id/penyakit-dan-diagnosa/amenorrhea
Diakses pada 13 Desember 2013
- Fatimah. 2012. Siklus Haid yang tidak teratur atau
oligomenorrhea. http://imexplore.wordpress.com/2011/06/22/siklus-haid-yang-tidak-teratur-atau-oligomenorrhea/
Diakses pada 13 Desember 2013
- Asekmahumka. 2009. Kelainan Haid. http://karyatulisilmiahkeperawatan.blogspot.com/2009/03/kelainan-haid.html Diakses pada 13 Desember 2013
0 komentar:
Posting Komentar